Kabid Dinas Pendidikan Nias Selatan, Yasatulo Lase, dan Bupati Hilarius Duha Diduga Terlibat dalam Pemotongan Gaji Para Guru Honorer?

NIAS SELATAN, (HTC) — 21/01/2025. Beredar isu tidak sedap, Kepala Bidang (Kabid) Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Selatan, Yasatulo Lase kembali menjadi sorotan setelah dugaan serius muncul terkait kekayaannya yang fantastis.

Selain memiliki dua rumah mewah dan diduga mendanai kampanye bupati hingga Rp 5 miliar, kabar viral menyebutkan bahwa ia selama ini memotong Dana Daerah Khusus (Dacil) untuk guru honorer sebesar 30%.

Tidak hanya Yasatulo Lase, nama Bupati Nias Selatan, Hilarius Duha, juga disebut-sebut dalam desakan pemeriksaan ini. Para guru honorer yang merasa dirugikan secara resmi meminta Inspektorat Daerah untuk memeriksa Yasatulo Lase dan Hilarius Duha.

Permohonan ini juga ditembuskan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Negeri (Kajari), Kepolisian Resor (Polres), Camat, serta media massa melalui Ikatan Solidaritas Masyarakat (ISM).

“Kami sangat berharap pihak Inspektorat dan KPK segera turun tangan. Potongan sebesar 30% dari Dacil yang seharusnya menjadi hak kami jelas sangat merugikan. Kami juga meminta agar Bupati Nias Selatan diperiksa karena kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam dugaan ini,” ujar salah seorang guru honorer.

Dugaan potongan Dacil ini dinilai sangat mencederai kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan di Nias Selatan. Guru-guru honorer, yang bekerja keras di daerah terpencil dengan fasilitas terbatas, merasa bahwa hak mereka dirampas oleh oknum yang seharusnya melindungi dan mendukung mereka.

“Jika benar dana ini digunakan untuk kepentingan pribadi atau politik, ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga pengkhianatan terhadap pendidikan dan keadilan di Nias Selatan,” ujar seorang aktivis pendidikan lokal.

Desakan agar kasus ini diusut tuntas tidak hanya datang dari para guru, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat. Mereka meminta KPK dan aparat penegak hukum lainnya untuk melakukan investigasi menyeluruh, mulai dari sumber kekayaan Yasatulo Lase hingga dugaan keterlibatan Hilarius Duha.

Hingga berita ini diturunkan, Yasatulo Lase maupun Hilarius Duha belum memberikan tanggapan resmi. Namun, tekanan publik terus meningkat, dan masyarakat Nias Selatan berharap aparat penegak hukum segera bertindak untuk mengungkap kebenaran.

Kasus ini menjadi ujian bagi pemerintahan dan sistem penegakan hukum di Nias Selatan untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap keadilan, integritas, dan transparansi, terutama dalam pengelolaan dana yang menyangkut kesejahteraan guru honorer dan masa depan pendidikan. (Rls)

Editor : RedHT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *